Hasil Nekropsi: Fasiitis Necrotican (Luka Infeksi dan Necrosis pada Kulit), Malnutrisi, Anemia, dan Gastritis Kronis Penyebab Kematian Macan Tutul Jawa (diberi Nama Trisna) yang Ditemukan di Blok Kawah Putih pada Hutan Lindung RPH Patuha BKPH Ciwidey – KPH Bandung Selatan

Macan Tutul Jawa (Panthera pardus melas) alias Trisna yang ditemukan di Blok Kawah Putih pada Hutan Lindung RPH Patuha BKPH Ciwidey – KPH Bandung Selatan, akhirnya mengalami kematian pada hari Senin tanggal 26 Oktober 2020. Nekropsi dilakukan oleh dokter hewan di Kebun Binatang Bandung, disaksikan oleh petugas Balai Besar KSDA Jawa Barat.

Hasil nekropsi menunjukkan bahwa penyebab kematian Trisna ini adalah luka infeksi necrosis yang melingkar pada pinggang hingga perut. Luka infeksi ini dapat menyebabkan tubuh mengalami sepsis yaitu kondisi dimana bakteri menginfeksi keseluruh tubuh lewat aliran darah dan menyebabkan kegagalan organ lain hingga mengakibatkan kematian. Disamping itu satwa juga mengalami malnutrisi (kekurusan) akibat kerusakan lambung kronis yang menyebabkan penyerapan makanan terganggu, tubuh sulit gemuk, lemas tidak bertenaga, dan daya imun turun hingga sulit bertahan ketika ada serangan infeksi/kuman, berdasarkan Resume Pemeriksaan Necropsi Macan Tutul Jawa (Panthera pardus melas) BANDUNG ZOOLOGICAL GARDEN No. LKS 017/YMT/X/2020 tanggal 27 Oktober 2020.  

Kronologis

Sebelumnya diberitakan bahwa pada hari Jumat tanggal 23 Oktober 2020 Trisna ditemukan oleh petugas KRPH Perhutani dengan masyarakat yang berlokasi di Saung Petani Blok Kawah Putih pada Hutan Lindung RPH Patuha BKPH Ciwidey – KPH Bandung Selatan – Kabupaten Bandung. Pada saat ditemukan Trisna  terlihat sedang berbaring dan tampak lemas.

Informasi ditemukannya Macan Tutul Jawa alias Trisna tersebut sampai kepada petugas Balai Besar KSDA Jawa Barat. Pada hari itu juga Kepala Balai Besar KSDA Jawa Barat memerintahkan petugas BBKSDA Jabar untuk berkoordinasi dg Tim medis Kebun Binatang Bandung dan Aspinall serta volunteer untuk turun ke lokasi guna mengevakuasi Satwa tersebut. Tiba dilokasi diketahui oleh Tim gabungan tersebut, Trisna dalam kondisi lemah dan tampak luka bagian pinggang dekat kaki belakang di Saung Petani Blok Kawah Putih pada Hutan Lindung RPH Patuha BKPH Ciwidey – KPH Bandung Selatan.

Hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter hewan menunjukkan bahwa kondisi fisik Trisna sangat lemah diduga karena luka pada bagian punggung kaki belakang, dehidrasi dan kelaparan. Dengan kondisi tersebut, dokter hewan menyarankan agar Trisna dirawat di klinik hewan untuk mendapatkan perawatan lebih memadai.

Pada hari yang sama Jum’at tanggal 23 Oktober 2020 Balai Besar KSDA Jawa Barat menitiprawatkan Trisna ke Kebun Binatang Bandung agar mendapatkan perawatan yang intensif dalam rangka proses penyembuhan.

 

Pada saat macan tutul jawa tiba di Kebun Binatang Bandung pukul 19.00 WIB, langsung dilakukan pemeriksaan dan penanganan. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa Trisna berumur ± 2 – 3 tahun (remaja), berat badan ± 10 kg terlihat lemah, terdapat luka di pinggang bagian kaki belakang yang sudah berbau busuk, tubuh sangat kurus, dan dehidrasi berat. Satwa ditempatkan di kandang karantina yang cukup luas guna memudahkan tindakan pengobatan. Tindakan yang dilakukan pemberian pakan daging dan hati ayam, pengobatan dengan membersihkan luka dengan providon iodin & penyemprotan antibiotic limoxin, memasang infus RL 500 ml i.v, injeksi Amoxicillin 2 ml, injeksi vitamin B komplek 6 ml i.m dan pemberian air minum. Pakan yang diberikan tidak dimakan.

Sabtu tanggal 24 Oktober 2020, kondisi Trisna terlihat lemas, kurus dan tidak agresif, terlihat bekas urinasi didalam kandang dan Trisna mau memakan hati sapi 1 kg (habis) dan sedikit memakan daging sapi cincang 800 gram. Pengobatan infus RL 500 ml i.v dan injeksi vitamin B komplek 6 ml i.m.

Hari Minggu tanggal 25 Oktober 2020, kondisi Trisna masih lemas, tidak agresif dan tidak mau makan. Tindakan : pemberian pakan hati ayam, pengobatan pembersihan luka dengan providon iodin dan limoxin spray, infus RL 500 ml i.v, injeksi Amoxicillin 2 ml, injeksi vitamin B komplek 6 ml i.m dan infus RL 500 ml i.v (pukul 13.00 WIB). Pakan yang diberikan tidak mau dimakan.

Berbagai upaya untuk penyelamatan Trisna telah dilakukan namun hasilnya tidak berbuah manis. Pada hari Senin tanggal 26 Oktober 2020 pukul 07.00 WIB, Trisna mengalami kematian.  

 

(HUMAS Balai Besar KSDA Jawa Barat)