TWA Gunung Tangkuban Parahu

Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Tangkuban Parahu mempunyai luas 344.92 Ha yang ditetapkan berdasarkan S.K Menteri Pertanian pada tanggal 25 Mar 2014 dengan No. 1855/Menhut-VII/KUH/2014.

Menurut administrasi pemerintahan kawasan ini termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Sagalaherang Kabupaten Subang dan Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung. Sedangkan secara geografis terletak antara 6°44’’ Lintang Selatan dan 107°37’ Bujur Timur.

344.92

Luas Area (Ha)

0

Desa Penyangga

Letak Ketinggian (m.dpl)

1,150 - 2,684

Tanah

Andosol dengan bahan induk batu bekuan basis dan intermedier

Tipe Iklim

Berdasarkan klasifikasi dari Schmidt dan Ferguson, iklim pada kawasan ini termasuk tipe iklim B

Curah Hujan (mm)

2,000 - 3,000

Kelembaban (%)

45 - 97

Temperatur (0C)

15 - 29

Sejarah Kawasan

  • Penunjukan Cagar Alam dan Taman Wisata Alam Gunung Tangkuban Perahu berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 528/Kpts/Um/9/74 tanggal 3 September 1974 dengan luas kawasan 1.660 Ha yang terdiri atas Cagar Alam seluas 1.290 Ha dan Taman Wisata Alam seluas 370 Ha.
  • Penetapan Cagar Alam dan Taman Wisata Alam Gunung Tangkuban Perahu seluas 1.548,79 Ha (CA 1.204,40 Ha dan TWA 344,39 Ha) berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan No. SK.1855/Menhut-VII/KUH/2014 tanggal 25 Maret 2014.
     

Nilai Konservasi

Potensi Flora:
Puspa (Schima walichii), Pasang (Quercus sp), Harendong (Melastoma polyanthum), Kihiur (Castanopsis javanica), Kipanggang (Schefflera grandiflora), Rengas (Glutta rengas), Mara (Macaranga tanarius), Saninten (Castanopsis argantea), Lemo (Litsea cubeba), Beringin/Walan/Ficus (Ficus deltoidea), Pandan Hutan (Pandanus sp) dan Rotan Bubuay (Daemonorops melanochaetes). Sedangkan tumbuhan sekitar kawah didominasi oleh jenis Manarasa (Vaccinium sp), Jambu Alas (Eugenia sp), Cantigi Bodas (Gaultheria leucocarpa), Cantigi Seungit (G. puntata).

Potensi Fauna:
Lutung (Presbytis cristata), Surili (Presbytis aygula), Owa jawa (Hylobates moloch), Jalarang (Ratufa bicolor), Macan Tutul (Panthera pardus), Trenggiling (Maniis javanica), Babi Hutan (Sus vitatus), Tupai, (Sciurus sp), Jenis Burung al. Titiran (Geopelia striata), Tekukur (Streptopalta chinensis), Kadanca (Ducula afnea), Alap-alap (Falcon mollocensis), Sesap Madu (Antruptus surgulensis), Elang Hitam (Ictinaetus malayensis), Elang Jawa (Spizateus bartelsi), Kipasan Ekor merah (Riphidura Phoenicura), Puyuh Gonggong (Arborophila javanica), Munguk Loreng (Sitta azuera), Kacamata Biasa (Zosterops palpebrosus), dan Cucak Gunung (Picnonotus bimaculatus).

Potensi Hidrologi:
CA dan TWA Gunung Tangkuban Parahu menghasilkan debit air 2,4 m3/detik atau 207.360 m3/hari, dengan kualitas air yang sangat baik (jernih, tidak berbau dengan rasa netral). Sumber air ini dialirkan melalui Sungai Cipanguseupan, Cihaseum, Cikoneng, Cimuja, Ciasem, Cihaji, Cijengkol dan Sungai Cijalu. Daerah Gunung Tangkuban Parahu termasuk dalam wilayah DAS Citarum, Cilamaya, Ciasem dan DAS Cipunagara.

Potensi Wisata:

  • Nilai Estetika, berupa landskep hutan pegunungan yang rimbun akan tumbuhan dan pepohonan yang menimbulkan iklim mikro serta gunung yang sering nampak berkabut serta kaldera kawah Gunung Tangkuban Parahu. Selain itu keindahan panorama pegunungan, hutan, dan perkebunan yang terlihat dari puncak Gunung Tangkuban Parahu sangat menawan.
  • Nilai Biologis dan pengetahuan, berupa keanekaragaman flora dan fauna dan keadaan kawasan yang digunakan untuk kegiatan penelitian serta adanya stasiun pengamatan aktivitas gunung berapi milik Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana dan Geologi.
  • Nilai Historis, berupa sejarah geologi gunung purba, yaitu Gunung Sunda purba yang setelah meletus sisanya menjadi 3 buah gunung, yaitu Gunung Burangrang, Gunung Tangkuban Parahu dan Bukit Tunggul, serta legenda masyarakat mengenai asal usul Gunung Tangkuban Parahu.
  • Potensi yang sudah dijadikan objek daya tarik wisata alam (ODTWA) adalah Kaldera Kawah Gunung Tangkuban Perahu. Kawah-kawah yang dikembangkan menjadi ODTWA yaitu, Kawah Ratu, Kawah Upas dan Kawah Domas.

Keanekaragaman Hayati

NA

Lokasi kawasan
Menurut administrasi pemerintahan kawasan ini termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Sagalaherang Kabupaten Subang dan Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung. Sedangkan secara geografis terletak antara 6°44’’ Lintang Selatan dan 107°37’ Bujur Timur.
Aksesibilitas
Cagar Alam dan Taman Wisata Alam Tangkuban Perahu dapat dicapai dengan mudah dari 3 jalur yakni:
- Dari arah Selatan : Bandung-Lembang-Tangkuban Perahu, sejauh 29 Km. Dapat dilalui oleh semua kendaraan bermotor
- Dari arah Barat Daya : Cimahi-Cisarua-Kampung Parompong-Lembang-Tangkuban Perahu.
- Dari arah Utara: Subang-Jalan Cagak-Tangkuban Perahu, sejauh 31 Km.
- Cara pencapaian dari Bandung-Tangkuban Perahu dengan jarak 29 km dan Subang-Tangkuban Perahu dengan jarak 31 km bisa ditempuh dengan kendaraan umum maupun dengan kendaraan pribadi.

Kawasan TWA Lainnya

Berikut kawasan konservasi dengan fungsi serupa yang dikelola oleh BBKSDA Jawa Barat.

Tampilkan semua
Tiktok